But First, Effort!

Posted on Jan 29, 2020

Mengenal Presdir Murinda, sosok penting di balik konstruksi baja Indonesia.

Bagi kita yang sudah familier dengan dunia pendidikan, tentu tidak asing lagi dengan program studi atau jurusan Teknik Sipil. Agak berbeda dari istilah “sipil” yang berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti “berkenaan dengan penduduk atau rakyat”, lulusan prodi ini malah tidak ada hubungannya sama sekali dengan dunia pemerintahan atau pelayanan masyarakat. Sarjana teknik sipil akan jadi bintangnya infrastruktur negara — gedung bertingkat, perumahan, jalan raya, bendungan, dan masih banyak lagi. Tapi tak sedikit orang sering salah kaprah.

“Oh, lulus teknik sipil nanti jadi PNS, ‘ya?”
 

Salah besar: lulusan Teknik Sipil bukan jadi PNS, tapi engineer!

Budiono Santoso juga sempat salah kaprah. Orang tua yang bekerja di Bandung membuatnya tinggal sendirian di Surabaya. Memilih jurusan kuliah dilakukannya atas dasar “ikut teman” tanpa berdiskusi dengan siapapun. Padahal, ia menyenangi otomotif dan mesin sehingga sempat mendaftar Fakultas Teknik Mesin di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, namun tidak diterima. Beralihlah ia ke Prodi Teknik Sipil UK Petra. “Saya dulu sekolah di SMAK Frateran. Tiap pulang sekolah, saya melewati kantor catatan sipil di Tugu Pahlawan. Asumsinya, nanti setelah lulus Teknik Sipil, saya akan bekerja sebagai karyawan di kantor catatan sipil,” ceritanya. Jauh sekali ‘ya, bedanya! 

Setelah mendaftar Prodi Teknik Sipil UK Petra, barulah Budiono bertanya ke bagian admisi mahasiswa baru dan akhirnya tahu, Teknik Sipil belajar bangunan. Beradaptasi dengan pembelajaran yang jauh berbeda dari ekspektasinya, tahun pertama perkuliahan tidak selancar jalan tol. “Mata kuliah Fisika saya dapat E dan tidak boleh mengulang. Saat itu saya masih suka main-main di jalanan, kebut-kebutan motor dengan teman-teman. Tapi entah mengapa, nilai saya naik jadi D. Akhirnya diizinkan mengulang dan lulus,” kenang president director PT. Murinda Iron Steel ini. 

Tepat tiga tahun, Budiono berhasil lulus semua mata kuliah prasyarat dan bisa mengambil pengutamaan struktur. Meski di awal mengira akan jadi PNS, Budiono berhasil menemukan kesukaan baru di Teknik Sipil — yakni konstruksi struktur baja. Bersama dosennya Ir. Gideon Hadi Kusuma, M.Eng., pria kelahiran Surabaya, 3 Februari 1959 ini belajar banyak tentang konstruksi baja. Kesukaannya akan baja tak berhenti di perkuliahan. Setelah lulus dari Teknik Sipil UK Petra, ia mempelajari AWS dan ASTM (standarisasi, red.). Dasar nilah yang dipegangnya hingga saat ini bekerja di dunia konstruksi struktur baja. 

Budiono Santoso, Presiden Direktur PT. Murinda Iron Steel

Perlahan tapi pasti, karir memang butuh proses.  

Selulusnya dari UK Petra, Budiono memilih bekerja. Tahun 1982, ia bekerja sebagai surveyor dan pelaksana lapangan di salah satu perusahaan kontraktor kecil di Surabaya. Waktu itu, proyeknya adalah membangun gudang-gudang Petrokimia, Gresik. Di akhir tahun 1982, Budiono diajak oleh salah satu dosen UK Petra Dr. Ong Piet Tjing untuk bergabung dengan PT. Tjiwi Kimia Mojokerja. Ia bekerja di sini selama dua tahun, dan tahun 1984 berpindah ke PT. Panca Jasa Surabaya sebagai civil engineer dan project manager. 

Pertemuannya dengan Murinda terjadi ketika PT. Panca Jasa Surabaya menjadi sub-kontraktor Murinda untuk proyek struktur baja ITS Sukolilo. Oktober 1987, Budiono diajak ke Jakarta menjadi chief engineer workshop steel structure milik Murinda. Posisi presdir tidak diperolehnya begitu saja. Perlahan tapi pasti, ia meniti karir mulai dari chief engineer, factory manager, general manager project, director, hingga tahun 2009 menjadi presdir Murinda sampai sekarang. Budiono juga memutuskan untuk mengejar studi lanjut, mengambil S2 bidang manajemen dan keuangan di PPM Manajemen, Jakarta. Bersama Budiono, saat ini, Murinda sudah jadi andalan dalam konstruksi baja, baik di Indonesia maupun mancanegara. Mulai pembangunan steel deck MRT di Jakarta (2015) hingga supply  & fabrication untuk proyek Aestec Pty Ltd. di Brisbane, Australia (2011), dipercayakan pada Murinda. Memang betul kata orang, hasil takkan mengkhianati usaha!

Kualitas lulusan UK Petra sangat baik dan mudah dididik. Mereka punya potensi karir yang luar biasa. 

Sebagai sosok yang sudah berkecimpung di bidang konstruksi selama bertahun-tahun, Budiono mengakui pengetahuan yang didapatkannya di kampus sangat berperan besar. “Semua keputusan-keputusan penting di bidang teknis sangat membutuhkan background skill teknik sipil yang memadai,” akunya. Skill inilah yang didapatkannya dari Prodi Teknik Sipil UK Petra, dan sangat menunjang perjalanan karirnya. 

Budiono melihat lulusan UK Petra sebagai bibit-bibit sukses. Mereka mudah dididik, sehingga potensi untuk sukses semakin besar. Tak hanya itu, banyak entrepreneur yang lahir dari UK Petra. “Banyak lulusan Prodi Teknik Sipil UK Petra yang mampu berdiri sendiri setelah beberapa waktu bekerja di lapangan. Ini sangat baik untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena para entrepreneur muda ini membantu pertumbuhan lapangan kerja. Mereka lulus bukan untuk cari kerja, tapi untuk membuka lapangan kerja baru,” tutur Budiono bangga. “Saya sangat appreciate generasi muda yang berani ambil risiko untuk mandiri,” tambahnya. 
 

Tips buat generasi muda: Belajarlah lebih banyak dari orang lain, bekerja lebih banyak dari orang lain, jadilah yang terbaik di lingkunganmu. 

Bekerja di bidang konstruksi bersama Murinda tak membuat Budiono serta merta meninggalkan kecintaannya akan otomotif. Pria ini membuka perbengkelan mobil, mulai dari mobil passenger sampai truk, mulai dari roda dan suspensinya, hingga body repair. Menurutnya, hobi itu tidak boleh ditinggalkan, karena berguna untuk refreshing. 

Tips lain yang datang darinya adalah belajar banyak dari orang lain, bekerja lebih banyak dari orang lain, dan jadilah yang terbaik di lingkunganmu. Inilah prinsip yang selalu disampaikannya ke generasi muda. “Kunci dari semua itu adalah disiplin dan ulet, bidang apapun yang ditekuni,” tutup Budiono. Memang, tidak ada hasil yang instan. You get what you work for, you get what you deserve. Berusaha keras dulu, kemudian nikmati hasilnya. Jangan lupa, sesekali refreshing dengan hobi juga tidak ada salahnya, bukan?*(den)
VIDEO