Do Better, Look Better, Connect Better

Posted on Mar 21, 2022

“Apakah saya mampu?” – pertanyaan yang mungkin akan terus terngiang-ngiang bagi sebagian dari kita saat diberi tanggung jawab yang besar. Salah satu orang yang sempat terus menerus mempertanyakan hal tersebut adalah Mimi Kurniawan, S.T. Alumnus UK Petra jurusan Teknik Industri angkatan 1992 ini tidak pernah membayangkan dirinya dipercaya oleh perusahaannya untuk memimpin hingga ke New York. Ya, saat ini Mimi berkarir di New York sebagai vice president manufacturing di perusahaan Philip Morris – perusahaan tembakau internasional terkemuka di dunia – untuk regional Latin Amerika Kanada.

Mimi Kurniawan, S.T. 

 

Pencapaian Mimi bukanlah seperti hujan yang datang secara tiba-tiba. Setelah menyelesaikan studi S1 selama 3.5 tahun di UK Petra, Mimi yang sangat ingin segera bekerja pun melihat papan pengumuman mengenai informasi lowongan pekerjaan. Saat itu, mata Mimi tertuju pada lowongan posisi management trainee di PT HM Sampoerna Tbk. “Pertamanya gak tau itu perusahaan apa, tapi saya apply aja dan ternyata saya diterima 2 hari setelah wisuda”, ulas wanita asal Palembang tersebut. Tanpa ada bayangan bahwa perusahaan tersebut saat ini menjadi salah satu perusahaan tembakau top di Indonesia, Mimi tetap memutuskan untuk memulai karirnya di perusahaan tersebut sejak 1996. Bak menaiki anak tangga, Mimi mengaku bahwa ia benar-benar meniti karirnya dari bawah. Mulai dari bekerja di berbagai macam departemen seperti planning, procurement, logistics, supply chain, manufacturing; hingga akhirnya sempat diberi kesempatan untuk memimpin HR departemen di Indonesia selama 4 tahun. Memiliki background di bidang teknik dan harus memimpin 70.000 karyawan sempat membuatnya meragukan diri sendiri. “Pertama mempertanyakan ‘apakah saya mampu?’”, katanya sambil tertawa. “Tapi perusahaan benar-benar mempercayakan saya dan memberi kesempatan itu sehingga pengalaman 4 tahun di HR sangat berharga dan memberikan bekal yang berguna untuk pekerjaan selanjutnya”, ujarnya.

Sejak Philip Morris mengakuisisi PT HM Sampoerna Tbk, Mimi yang sudah bekerja selama 25 tahun pun dipercaya untuk menduduki posisi yang lebih besar, yaitu vice president manufacturing di New York. Dengan posisinya saat ini, ia bertugas untuk memimpin semua pabrik yang ada di Latin Amerika-Kanada yang mencakup Mexico, Argentina, Brazil, Kanada dan  3 pabrik lain yang ada di Afrika dan Middle East; serta beberapa Third Party Manufacturing. Tak henti sampai disitu, ia pun juga perlu memikirkan strategi untuk meyakinkan bahwa perusahaan Philip Morris tersebut memproduksi produk dengan kualitas terbaik sesuai yang diharapkan customer

Pekerjaan Mimi yang mengharuskannya memimpin hingga ke luar negeri tentu bukanlah hal yang mudah. "Jujur saat dikasih responsible posisi ini, saya merasa tidak mudah memimpin orang-orang dengan latar belakang yang berbeda-beda", katanya. Namun, ia percaya bahwa pengalaman dan pembelajaran yang didapatkan pasti bisa membantunya untuk terus berkembang. Selain itu, Mimi juga tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menunjukkan bahwa orang Indonesia pun bisa sukses di luar negeri.

Mimi yang sebelumnya tidak ada rencana untuk masuk UK Petra dan jurusan teknik industri, mengaku mendapatkan pengalaman dan bekal yang sangat berguna dalam karirnya sekarang. “Walaupun angkatan pertama (di jurusan teknik industri), kami jadi sangat akrab dan benar-benar dipersiapkan menjadi pioneer jurusan itu”, jelasnya. Bekal pertama yang sangat membantu Mimi adalah ilmu – walaupun tentu tidak semua applicable di dunia kerja tapi tetap memberi solid foundation. "Banyak sekali ilmu di teknik industri yang membantu saya berkecimpung di pabrik-pabrik HM Sampoerna. Sehingga saat saya sharing pada generasi muda, saya selalu mengatakan 'ambillah ilmu sebanyak mungkin selama kuliah karena itu menjadi kunci untuk masuk ke dalam dunia kerja'", ujarnya. Bekal lainnya adalah kemampuan organisasi. Mimi yang aktif di organisasi yang ada saat itu menjelaskan bahwa ini merupakan bekal yang sangat berguna di dunia kerja – bagaimana kita berhubungan dengan orang, menjadi seorang leader yang bisa menginspirasi tim, memiliki kemampuan analitik, dan berani mengambil keputusan.

Dibalik kesuksesannya, Mimi pun tak ragu membagikan rahasianya sesuai dengan pengalaman berkarirnya. Pertama, do better. Ini berarti di posisi atau level apapun kita ditempatkan, lakukan dengan sebaik mungkin. “Jangan pernah merasa ‘kenapa ya saya dipindah kesini, dikasih responsible ini’. Tapi percayalah bahwa itu dipercayakan pada kita dan jalankan dengan sepenuh hati”, ujar wanita yang memiliki 2 anak ini. Untuk melakukannya, tentu saja harus diiringi dengan kemauan untuk belajar. Mimi mengaku banyak hal baru yang ia tidak tahu saat memulai karirnya. Namun, keinginan untuk mau belajar, kemauan untuk berubah, serta kemampuan untuk melihat bahwa ‘saya tidak selalu benar’ adalah pintu yang membawanya pada kesuksesannya sekarang. Kedua, look better. Dalam hal ini, Mimi menekankan bahwa performa yang bagus akan sia-sia bila tidak membantu sekitar kita. Oleh karena itu, kita perlu mengimbanginya dengan ‘sharing’ agar orang-orang bisa merasakan dan belajar dari apa yang kita lakukan. Terakhir, connect better. Sebagus apapun kita dalam melakukan sesuatu, terkadang kita tidak bisa melakukannya sendiri. Sehingga bagi Mimi, memiliki kemampuan untuk bekerjasama dalam satu tim ini sangat penting untuk membuat kita bergerak lebih cepat.

Do better, look better, connect better – tiga tips penting dari Mimi yang bukan hanya membawa kita pada kesuksesan karir semata, tapi juga menjadi sosok yang sukses menginspirasi orang lain. Bagaimana dengan Anda? Are you ready to be the next Mimi? **