Kemauan Terus Belajar Membukakan Pintu Peluang

Posted on Jan 04, 2022

Banyak dari kita pasti sudah sering mendengar pentingnya mengenali minat atau passion sedini mungkin. Bagaimana tidak, mengetahui passion dapat menuntun kita untuk membangun karir di masa depan. Elizabeth Kwan, M.Sc. adalah salah satu orang yang berkesempatan untuk mengenali passion-nya pada programming dan problem solving sejak ia duduk di bangku SMA. “Kecintaan saya terhadap teknologi semakin dalam saat saya menempuh studi di UK Petra,” papar lulusan prodi Teknik Informatika UK Petra angkatan 2006 ini. Semasa studinya di UK Petra, Elizabeth dipercaya untuk menjadi Asisten Dosen sejak semester dua dan menjadi Asisten Laboratorium sejak semester tiga. Pengalaman ini memberikan Elizabeth kesempatan untuk mengeksplorasi banyak hal, mulai dari hal-hal teknis sampai menyusun kurikulum untuk praktikum. Kebiasaan Elizabeth untuk terus belajar dan memperbaharui ilmu juga terbentuk lewat pengalaman ini karena ia memiliki tanggung jawab untuk mengajar praktikum dan kelas asistensi.

Elizabeth Kwan

 

Rasa ingin terus belajar pun membawa Elizabeth pada keputusan untuk melanjutkan studinya di Taiwan, tepatnya di National Tsing Hua University. Elizabeth dapat bertemu dengan peluang-peluang baru yang akhirnya mengantarkannya pada pekerjaan di salah satu perusahaan prestisius Taiwan, Foxconn, selepas lulus S2. Foxconn sendiri adalah perusahaan manufaktur terbesar dunia. Beberapa produk terkenal yang diproduksi oleh Foxconn antara lain iPhone, iPad, Playstation, XBox, Nintendo Switch dan masih banyak lainnya. Selama hampir enam tahun berkarya di Foxconn, Elizabeth dapat terjun langsung dalam proses pembuatan produk mulai dari 0 hingga menjadi produk akhir yang selesai dikemas. Sekali lagi ia mendapatkan pelajaran yang berharga bahwa hal-hal di luar software development dan engineering juga penting dalam mengembangkan teknologi.

Elizabeth Kwan (paling depan kanan) Ketika Berada di MIT

 

Elizabeth Kwan (paling kanan) Bersama dengan Coach MIT

 

Membaranya keingintahuan dan minat Elizabeth terhadap Artificial Intelligence, atau yang juga disebut dengan kecerdasan buatan, yang tentunya diikuti dengan usaha terbukti membukakannya jalan bagi berbagai kesempatan. Salah satunya adalah menjadi Visiting Scientist di MIT CSAIL, Cambridge, United States (MIT CSAIL: MIT Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory, salah satu pusat riset teknologi terkemuka di dunia) pada tahun 2016. Selama delapan bulan, Elizabeth banyak menghabiskan waktunya untuk terlibat di laboratorium Networks at MIT untuk mengembangkan smart self-configuring wireless networks bersama dengan ilmuwan-ilmuwan terbaik dunia. Kombinasi pengalaman di bidang engineering dan research ini juga yang membukakan pintu bagi Elizabeth untuk dapat bekerja di Amazon. Tahun 2018, Elizabeth memutuskan pindah ke Inggris untuk mengejar mimpinya berkarir di bidang Artificial Intelligence dan Natural Language Processing di Amazon. Kini, Elizabeth tergabung dalam tim Alexa (virtual assistant AI technology yang dikembangkan oleh Amazon) di Amazon Cambridge, United Kingdom. Elizabeth dipercaya mengembangkan backend service yang mendukung kemampuan Alexa untuk memahami dan menjawab pertanyaan yang bersifat informasional. 

Ketika ditanya duka yang ia temui dalam menekuni bidangnya, Elizabeth menjawab bidang ini masih cukup kental dengan stereotip gender. Hal ini tidak dapat dipungkiri mengetahui bidang IT didominasi oleh pria hingga hari ini. Tak jarang perempuan harus berusaha lebih keras untuk bisa membuktikan diri dan dianggap serius karena persepsi gender. Meskipun begitu, api semangat dalam diri Elizabeth tidak padam. Ia mengingat akan banyaknya dosen perempuan di UK Petra yang bisa dijadikan role model. Mereka (dosen perempuan) meyakinkan Elizabeth bahwa perempuan juga bisa berkarir dan sukses di bidang yang didominasi oleh pria ini. Pemandangan ini lantas menjadi motivasi tersendiri bagi Elizabeth dalam perjalanan karirnya.

Selama masa karirnya, Elizabeth telah menyaksikan langsung betapa dinamis dan serba gunanya teknologi informasi. Hal ini juga lah yang menjadi salah satu alasan Elizabeth menekuni bidang tersebut. “Perubahan dan perkembangan terjadi begitu cepat. Banyak teknologi baru yang muncul tiap tahunnya untuk terus dipelajari menjadikan bidang ini sangat dinamis dan tidak membosankan,” ujar Elizabeth. Mengingat bahwa bidang ini memang sedang banyak dibutuhkan, Elizabeth berpesan bagi Petranesian yang juga ingin berkecimpung di bidang ini untuk terus memiliki kemauan belajar dan pandai-pandai membaca tren untuk mengikuti kemampuan yang dibutuhkan di masa sekarang juga masa depan. “Penting juga untuk mempunyai pemahaman fundamental akan teknologi yang kuat. Karena meskipun teknologi terus berubah, hal-hal yang mendasar tetap sama. Jadi, kalau memiliki dasar yang kuat, akan mudah untuk mempelajari hal baru,” tutup Elizabeth. **